Sabtu, 24 Maret 2012


VIRUS SEPAK BOLA;
SUNTIK REMAJA DUNIA
By : Nurul Absor*

Moment World Cup atau lebih sering disebut dengan sepak bola dunia akan dilaksanakan Juni ini. Jutaan pasang mata akan tertuju untuk menyaksikan even sepak bola terbesar itu, baik langsung di lapangan maupun melalui via televisi.
Paila Dunia (World Cup) adalah sebuah kejuaraan sepak bola yang berlangsung setiap empat tahun. Paila dunia tersebut di kenal dengan Piala Jules Rimet. Piala dunia pertama kali diadakan di Uruguay sebagai tuan rumah dengan dukungan 23 peserta kongres yang berlangsung dari tanggal 13 – 30 Juli 1930. Saai itu, Uruguay menuai sukses sebagai Kampium setelah menundukkan Argentina 4-2 di partai final yang disaksikan oleh 93.000  penonton.
Kemudian, akibat adanya Perang Dunia II, kejuaraan ini terpaksa dihentikan selama 12 tahun, dan kembali dimulai pada tahun 1950 di Brazil. Brazil merupakan Negara yang paling sukses dalam perhelatan empat tahun sekali ini. Tercatat, Brazil menjadi juara piala dunia sebanyak lima kali dan Runner-Up dua kali. Jerman menduduki peringkat kedua dengan tiga kali juara dan empat kali Runner-Up. Sedangkan Italia berada diperingkat ketiga dengan torehan tiga kali juara dan dua kali Runner-Up.
Piala Jules Rimet menjadi milik tetap Negara Brazil karena telah menjadi Negara pertama yang meraih juara sebanyak tiga kali, yaitu pada tahun 1958, 1962 dan 1970. kemudian piala tersebut diganti dengan piala desain baru. Umur piala itu akan berakhir pada tahun 2038 setelah plakat nama di piala itu penuh dengan nama Negara yang menggondolnya.
Pada tahun 2010 ini, piala dunia 2010 merupakan edisi kesembilan belas kali dari Piala Dunia FIFA 2010. Piala dunia kali ini diselenggarakan di Afrika Selatan untuk menjadi tuan rumah setelah memperoleh dukungan 14 suara, menyingkirkan ambisi Maruko dengan peroleh 10 suara dan Mesir 0 suara. Edisi ini pertama kali diselenggarakan di Benua Afrika. Pertandingan pembukaan dan final akan dilaksanakan di Stadion Soccer City, di kota terbesar Afrika Selatan.

Lebih dari Sekedar Olahraga
Terlihat sepintas bahwa sepak bola hanya sebuah permainan memperebutkan satu bola oleh 22 pemain dengan satu gawang sebagai targetnya. Namun ketika dilihta dari factor kemenangan sebuah kesebelasan, sepakbola merupakan permainan yang ditentukan oleh solidnya koordinasi antarlini depan, tengah dan belakang.
Sepak bola mencakup sportifitas, persahabatan, spirit, organisasi, bisnis hingga politik. Filosofi dalam sepak bola dapat ditransformasikan ke dalam berbagai lini kehidupan yang lain, seperti masalah pendidikan, politik, ekonomi dan lain sebagainya.
Pertandingan sepak bola merupakan fenomena global yang sering mengisi benak dan menyita banyak perhatian masyrakat dunia. Sepak bola sudah bukan lagi sekedar hobi bermain, namun lebih dari itu, para penggila bola atau biasa disebut dengan gibol kini telah membentuk komunitas tersendiri. Tidak sedikit dari para gibol yang menirukan gaya para selebritis sepak bola. Pakaian, model rambut dan gaya hidup pemain sepak bola selalu menjadi trendsotter para gibol di antero dunia.
Ketika Ronaldo Luis Nazario de Lima tampil emprisif difinal piala dunia 2002, jutaan fansnya turut bersuka cita memangkas rambut mereka dengan jiplakan model kuncung ala Ronaldo. Begitu pula ketika David Bechkam tampil nyentrik dengan rambut model Mohawk-nya diperhelatan piala dunia 2002, jutaan penggemar Bechkam didunia lantas meniru model rambut kapten kesebelasan Inggris itu.
Para remaja gibol tentu saja mengharap tim idolanya menuai kemenangan. Namun ketika sang idola mereka ditaklukkan oleh tim lain, tentu akan ada bahaya yang mengintai para gibol  tersebut jika tidak diantisipasi dampaknya. Penelitian membuktikan, sejumlah kasus Cardiac Arrest atau jantung berhenti mendadak dan berdebar-debar yang menimpa kaum pria di Munich. Kasus itu meningkat dua kali lipat pada kalangan wanita. Terlebih ketika tim Jerman berlaga di perempatan final melawan Argentina. Kasusnya semakin meningkat ketika Jerman berlaga di semifinal melawan Italia dengan menuai kekalahan. Serangan jantung di Inggris meningkat 25 % ketika Inggris kalah melawan Argentina melalui tendangan pinalti di piala dunia 1998. Di Eropa, menjelang pertandingan piala dunia 2008, para dokter telah bersiap-siap menghadapi meningkatnya serangan jantung, mabuk, depresi, melukai diri dan bahkan bunuh diri.
Antisipasinya, para gibol sebelum duduk di sofa untuk menonton pertandingan, mereka harus siap mental dan ketenangan diri untuk menghindari  adanya pangaruh negatif bagi kesehatan mereka. Pertandingan sepak bola harus dapat membantu dalam pembentukan karakter positif, bukan hal yang sebaliknya. Para gibol harus siap menerima pada apa yang akan terjadi dengan tim idolanya. Menang Alhamdulillah, kalah tidak jadi masalah.

Sepak Bola Ala Islam
Olahraga sebagai media yang memiliki urgensitas tinggi di tengah-tengah masyarakat dunia, tentu saja islam tidak ketinggalan untuk mengapresiasinya. Islam adalah agama universal, doktrin yang diajarkan tidak hanya berkutat dalam masalah ibadah mahdah saja, tapi juga mencakup pada aspek pendukungnya, seperti olahraga dan kompetensi yang lain, termasuk sepak bola.
Piala dunia sepak bola ternyata benar-benar membuat “demam” olahraga semakin menyuntik hawa panas. Namun disisi lain, dunia sepak bola pada kenyataannya menimbulkan akses-akses negatif yang bertentangan dengan syariat.
Sepak bola bahkan telah menjadi ‘agama baru’. Tidak hanya di Eropa, tapi juga di kawasan Timur Tengah, Korea dan Tiongkok. Jika memakai persepsi Robert N. Bellah tentang civil religion, maka sepak bola juga sebuah agama. Menurut Bellah, civil religion tidak hanya dalam arti agama konvensional, tapi juga suatu bentuk kepercayaan dan gugusan nilai dan praktik yang memiliki semacam ‘teologi’ dan ritual tertentu yang di dalam realisasinya menunjukan kemiripan dengan agama. Dalam konteks ini, sepak bola juga disebut civil religion. Dukungan para supporter, terutama remaja  gibol tak jarang mengandung sentimen emosional dan fanatisme buta yang rentan melahirkan hooliganisme.
Zaman sudah berhasil membalik segalanya, bahkan tidak sedikit dari para gibol yang merasa ‘ikhlas’ untuk bangun malam hari, bukan untuk solat tahajjut apalagi bersimpuh di hadapan Kholiknya, tapi untuk menyaksikan pertandingan olahraga terbesar itu.
Fokus olahraga masa kini, terutama sepak bola telah sama sekali beralih dari makna yang ‘wajar’. Masalahnya bukan lagi kesehatan, kebugaran ataupun hal-hal yang sesederhana itu, tapi sebuah profesi, lapangan kerja dan bisnis. Sementara itu ediologi kapitalisme telah mengakar kuat ditengah-tengah komunitas global. Perjudian, main suap, aneka pelanggran terhadap norma-norma agama sudah bukan hal yang tabu dalam dunia sepak bola.
Pertandingan sepak bola sepertinya tidak dapat dipisahkan dengan pelanggaran norma-norma agama. Fenomena-fenomena masa kini sering kali menggiling masyrakat pada ‘kultus idola’. Keengganan praktisi agama untuk berupaya mewarnai dunia sepak bola dengan nilai agama, berakibat aturan main agama sama sekali tidak diperhitungkan. Tentu, ini lebih dari sekedar penyelewengan; ediologi agama tercabut dari akar. Agama terdesak ke pojok-pojok masjid dan musholla.
Selama keadaan ‘tidak tanggap’ ini masih berlanjut, selama itu pula ironi dunia sepakbola akan terus bersambut. Gibol dan supporter serta pemain sepak bola, misalnya, tidak akan pernah melaksanakan sholat Ashar dan mahgrib selama aturan mainnya tetap sama, selama gelanggang-gelanggang olahraga tidak punya musholla. Tidak sedikit pertandingan sepak bola menimbulkan berbagai praktik yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat, seperti judi, membuka aurat, tawuran sporter dan sebagainya.
Melihat fenomena ini, kita harus sadar untuk mengembalikan peran olahraga dan pertandingan pada fitrahnya. Islam menganjurkan olahraga, untuk mengasah keterampilan berperang; agar badan selalu sehat dan segar; serta sebagai refreshing dan rileks untuk menghilangkan kepenatan pikiran. Kompetensi yang dibenarkan agama adalah kompetensi yang dijadikan sebagai sarana melatih keterampilan berpempur untuk membela agama Allah Swt. tanpa melanggar ketentuan-ketentuan syariat.
Silahkan kita gila pada bola, tapi jangan sampai gila dengan lupa pada Allah Swt. silahkan kita tertawa, tapi jangan tertawa maksiat kepada Allah Swt. Kalaupun kita harus gibol, ataupun tertawa, carilah yang tidak ada murka Allah Swt. jikalau kita ingin lebih lagi, kalau perlu menangis, tapi disitu tetap ada Ridha Allah Swt. itulah yang perlu dan penting untuk diperhatikan.

*Siswa SMA Al-Miftah Kelas XI IPA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KOMENTAR