Kamis, 29 Maret 2012

PROFIL DAN SEJARAH SINGKAT PONDOK PESANTREN MIFTAHUL ULUM DAN YAYASAN AL MIFTAH PANYEPEN PALENGAAN PAMEKASAN MADURA



 
 A.          PONDOK PESANTREN MIFTAUHUL ULUM PANYEPEN
   Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Panyepen berdiri sejak tahun 1827, didirikan oleh RKH. Nashrudin bin Itsbat di kampong panyepen, desa Poto'an Laok, Palengaan, Pamekasan - Maduara (11 km dari kota Pamekasan ke arah Barat Laut).  Beliau mengasuh sendiri selama 82 tahun (1827 - 1909), disamping itu,  beliu merintis pula Pondok Pesantren Banyu  Ayu, Pondok Pesantren Sumber Arasy, Pondok Pesantren  Miftahul Ulum Bettet, di kota Pameaksan, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyu Putih Kidul Lumajang, Beliau wafat pada usia lebih kurang 123 tahun pada tahun 1950/1951.
Setelah beliau wafat, kepemimpinan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen diasuh oleh salah seorang putra beliau bernama RKH. Shirojuddin, selama kurang lebih 3 tahun (1909-1912), yang kemudian beliau hijrah ke Pamekasan menjadi pengasuh di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet, selanjutnya kepemimpinan  Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen dilanjutkan oleh salah seorang putra RKH. Nashruddin yang lain bernama RKH. Badruddin, dan beliau mengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen selama 45 tahun (1912-1957). Mulai 1958 beliau dibantu oleh putra beliau  yang kedua bernama RKH. Moh. Shaleh, sambil lalu belajar pada RKH. Shirajuddin di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, dari Panyepen beliau mengendarai sepeda pancal 3 kali setiap Minggu menempuh jarak 15 km dengan keadaan jalan magadam saja. Sejak masa –masa beliau, mulai dirintis system klasikal di tingkat ibtidaiyah.
Pada masa beliau mengasuh di Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Panyepen, beliau juga merintis berdirinya Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Kebun Baru yang beralamat di desa Kacok Palengaan (1.5 km dari Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Panyepen) dan Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Karang Durin yang beralamat di desa Tlambah Karang Penang Sampang (15 km dari Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Panyepen) ke arah Barat Laut, disamping beberapa Pondok Pesantren yang dibina bersama alumni di masa beliau. Di samping itu, beliau giat membangun masjid ke desa–desa, tidak kurang 35 masjid dibangun sebelum beliau wafat dan selalu diisi dengan kegiatan–kegiatan pengajian secara bergantian.
Menjelang RKH. Badruddin wafat, pada tahun 1964, kepemimpinan Pondok Pesantren Miftauhul Ulum Panyepen diserahkan kepada salah seorang menantunya yang bernama RKH. Asy'ari Bashiruddin dalam 14 tahun (1957-1971) sambil menunggu kepulangan salah seorang putra dari RKH. Badruddin dari pondok pesantren Sidogiri Pasuruan yang bernama RKH. Mudatstsir Badruddin yang kemudian menjadi pengasuh pondok pesantren Miftahul Ulum Panyepen sejak tahun 1971 sampai sekarang .
Sedangkan RKH. Asy'ari Basyiruddin hijrah ke Kacok Palengaan mengasuh di pondok pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru, di mana setelah beliau wafat karena kecelakaan  kendaraan, pesantren ini diasuh oleh putranya yaitu RKH, A. Mu'afa Asy'ari sejak 1989. Adapun pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Karang Durin sejak 1960, diserahkan pengasuhannya kepada salah seorang putranya yaitu RKH. Mohammad Sholeh Badruddin, yang wafat di Panyepen pada tahun 1996 dan pesantren tersebut selanjutnya diasuh oleh putra pertamanya RKH. Zaini Sholeh. Sedangkan putra keduanya yaitu RKH. Ahmad Shofi Sholeh diambil menantu oleh RKH. Moh. Mudatstsir Badruddin yang sejak 1996 ditugas mengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Krajan Kaliglagah, Sumberbaru - Jember yang dibina oleh RKH. Moh. Mudatstsir Badruddin sejak 1992 dan sekarang sudah resmi diserahkan penuh pengasuhannya dan sudah memiliki tingkat SMA. Jumlah murid saat ini  + 750 Laki-Perempuan. Baik RKH. Shofi maupun Istrinya @ sempat belajar di Makkah selama 4 tahun, sebagaimana pendahulu-pendahulunya; RKH. Sirojuddin, RKH. Moh Badruddin, RKH. Moh Mudatstsir sama-sama pernah belajar di Makkah Al Mukarromah sebagai sumber aslinya Islam.
Pada periode sekarang ini, banyak sekali kemajuan yang dicapai oleh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen, seperti yang bisa kita lihat sekarang, baik fisik maupun non fisik. Di antara kemajuan non fisik yang telah dicapai adalah berdirinya pendidikan lanjutan formal, berupa Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah sebagai pengembangan dari system wathon ke system klasikal, bahkan pada tahun 1980 dimulai pula SMP Al Miftah dan pada tahun 1985 SMA Al Miftah, lalu Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAIM) Jurusan Dakwah dan Syari'ah sejak 1995 dan Jurusan Tarbiyah sejak 2007. Semuanya berstatus diakui. Walaupun demikian system salaf, seperti kuliah kitab kuning, tartil Al Qur an dan system wathon tetap dipertahankan sebagai upaya melestarikan system dan ciri-ciri halaqoh yang berlaku sejak Rosulullah SAW. yang sudah tentu memberi barokah dan nuansa keislaman, keimanan, keihsanan serta keikhlasan yang mendalam seperti terjadi sejak diresmikannya pesantren yang pertama di dalam Islam oleh malikat Jibril AS. Hal tersebut sesuai dengan qo'idah ulama'
المحافظة على القديم الصالح    والأخذ بالجديد الأصلاح
Yakni melestarikan system lama yang sudah mapan, popular dan baik dan melakukan yang baru/modern tapi yang lebih baik. Pada tahun 1996 dibentuk pula Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesi (ICMI) orsat pesantren Palengaan Pamekasan yang peresmiannya dilakukan langsung oleh Sekum Pusat Dr. ADI SASONO, dan tetap berjalan aktif sampai sekarang. Sejak tahun 2000 dilaksanakan upaya kerjasama dengan Orwil Jawa Timur dalam bentuk bantuan guru pengajar MIPA Di SMU, dan sejak 2006 telah dibuka SMK Informatika bekerjasama dengan Institut Tehnologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Menurut rencana pada tahun 2009/2010 akan dibuka Politehnik Informatika dalam rangka melanjutkan kerjasana tersebut di dalam upaya penyiapan sumber daya manusia santri.
Dari segi fisik, tampak bangunan tembok dari arsitektur modern mulai dari masjid jami' berlantai 2, Asrama Putra berlantai 1 dan 2, asrama putri, Madrasah dan kampus putra-putri, perpustakaan, dapur umum dan lain sebagainya.
 Sejak Pebruari 1999, beliau dibantu oleh putra sulungnya, yakni RKH. Badruddin Mudatstsir, dan sudah dapat menyelesaikan pembangunan 12 kamar mandi putra yang dilengkapi dengan WC. Dan saat ini sedang melaksanakan pembangunan Madrasah Putri berlantai 2 sebanyak 8 lokal.
Sejak 2001 beliau membuka pesantren baru di desa Pangerman kec. Ketapang kab. Sampang (Pantai Utara Madura) atas permintaan dan desakan dari masyarakat setempat, dimana telah terwujud bangunan masjid berkonsstruksi beton dan asrama santri yang berbentuk cangkruk, baik untuk putra maupun putri.
Untuk sementara baru dilaksanakan diniyah ula putra/putri dan pada 2008 insyaallah akan dibuka :
1.            Taman Kanak-kanak Al Miftah, di bawah Departemen Pendidikan Nasional.
2.            SMP/MTs Al Miftah untuk menampung murid-murid lulusan SD-SD yang banyak di sekitar komplek pesantren tersebut.

B. YAYASAN AL MIFTAH
Untuk menunjang operasional kegiatan Pondok Pesantren Miftahlul Ulum Pnyepen, terutama dalam membadan hukumi segala kegiatan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen maupun Pondok-pondok Pesantren dan Madrasah-Madarasah serta masjid-masjid yang kemudian menjadi anggota kegiatan, dimana meliputi bidang pemeliharaan dan pengembangan waqof, bidang sosial, bidang pendidikan dan bidang da'wah islamiyah, maka atas inisiatif dari RKH. Mudatstsir Baduruddin, para sesepuh dan para dewan ahli pesantren, pada tahun 1973 didirikan yayasan yang bernama "YAYASAN AL MIFTAH" bergerak di bidang waqof, sosial, pendidikan dan da'wah islamiyah.
Adapun realisasi dari masing-masing bidang yang dikelola oleh yayasan sebagaimana berikut:
1.      Bidang Waqof dan Pembinaan Ibadah.
-          Pensertifikatan tanah waqof Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen Potoan Laok Palengaan Pamekasan seluas lk 7.5 Ha.
-          Pensertifikatan tanah waqof Masjid Baiturrohman Tretah Palengaan, Masjid Baiturrohman Banyu Pelle, Masjid Al Hidayah Rekkerrek Palengaan Pamekasan.
-          Pensertifikatan tanah waqof pesantren Miftahul Ulum Jl. Cilik Riwut km. 48 Palangkaraya, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Krajan Kaliglagah Sumberbaru Jember.
-          Pensertifikatan tanah waqof Madrasah Roudlatus Shibyan Sumberbatu Banyu Pelle Palengaan Pamekasan.
-          Pensertifikatan tanah waqof di dusun Durbugan/Kebun Jeruk, desa Sempusari, kecamatan Kaliwates Kotatif Jember, seluas lk 3.500 m2.
-          Menangani bimbingan manasik haji bagi ratusan, bahkan ribuan calon jamaah haji, melanjutkan tradisi sejak zaman Belanda oleh RKH. Nashruddin bin Itsbat. Mulai dari pelatihan-pelatihan di Madura sampai Bimbingan di perjalanan dan di Saudi Arabia.
2.      Bidang Pendidikan
·         MI, MTs, MA Miftahul Ulum Panyepen disamping kitab kuning dan ilmu al qur an.
·         Upaya-upaya pendirian dan kegiatan baru :
-          Pondok Pesantren Miftahul Ulum Krajan Kaliglagah Sumberbaru Jember, 11 km dari kota Jatiroto, didirikan pada tanggal 6 Pebruari 1992, sekarang sedang diasuh oleh putra menantu RKH. Mudatstsir Badruddin bernama RKH. A. Shofi Sholeh.
-          Pembentukan Madrasah Miftahul Ulum Darul Qur an (Persiapan pesantren) di dusun Wonosari desa Penanggal kecamatan Candipuro Lumajang sejak 1997.
-          Pembangunan Pondok Pesantren Miftahul Ulum (panti asuhan dan non panti) di Durbugan  (yang kemudian disebut juga Kebun Jeruk) Sempusari Kaliwates , Jember.
-          Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jl. Cilik Riwut km 48 Palangkaraya Kalimantan Tengah. Didirikan sejak 18 Desember 1990, diasuh oleh para ustadz yang ditunjuk oleh yayasan.
-          Pondok Pesantren Miftahus Syakirin Sampit, Kalimantan Tengah, 4,5 km dari kota Sampit ke arah Selatan, didirikan pada April 1995 di tanah waqof seluas 1 ha. Diasuh oleh para ustadz yang ditunjuk oleh yayasan.
-          Pondok Pesantren Miftahul Ulum Sie Kapitan, MMU Kelurahan Candi I dan Candi II Kumai, MMU Sungai Tendang, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kubu, desa Kubu, Kumai, MMU Kumai Hulu, MMU Pangkalan lima, MMU Batu Blaman, MMU Panggung Kelurahan Raja. Pondok Pesantren Miftahul Ulum Medangsari Arut Selatan, (bekas transmigrasi), semua berada di Pangkalanbun Kalimantan Tengah. Semua didirikan pada bulan April 1990, diasuh oleh yaysan Al Miftah .
-          Saat ini sedang dirintis Pondok Pesantren Miftahul Ulum Pering Kuning, Sungai Kapitan Kumai, kota Waringin Barat - Pangkalanbun.
-          Madrasah Roudlatul Athfal dan Madrash Ibtidaiyah Potoan Laok Palengaan Pamekasan.
-          SLTP Sejak 1980 dan SMA Al Miftah sejak 1985 di Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen dan SMK Infrormatika tahun 2006.
-          Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum (STAIM) Panyepen Pamekasan sejak 1995.
-          Pondok Pesantren Miftahul Ulum Manggis Agung Manggisan, Tanggul Jember sejak 1991, diasuh oelh KH. A. Bais dan dilanjutkan oleh putranya.
-          Beberapa balai Pendidikan mulai dari TK Sampai dengan MTs. Yang tersebar di daerah Madura, Jawa Timur, Bandung, Jakarta, Tangerang, maupun di Kalimantan, yang dikelola oleh alumni dan santri melalui penugasan guru tugas yang terdiri dari santri senior lulusan Madrasah Aliyah.
-          Pengiriman atau penugasan ratusan ustadz ke pesantren-pesantren dan Madrasah-madrasah yang berada di bawah naungan yayasan Al Miftah baik di Madura, Jawa, maupun di Kalimantan.
-          Pelatihan-pelatihan/kursus-kursus keguruan, pidato, lagu-lagu dan tartil Al qur an, kesenian, kaligrafi, bahasa asing dan lain-lain.
3.      Bidang Sosial
3.1  Sosial Umum
-          Membantu masyarakat yang berminat naik haji dan tidak berpengalaman mengurus prosedur pendaftaran.
-          Membantu mereka yang kekurangan sedikit-sedikit setor ongkos haji.
-          Memberi pengarahan kepentingan mereka selama di Indonesia dan Arab Saudi.
-          Pengiriman santri berprestasi ke perguruan tinggi negeri maupun swasta dan sudah banyak yang menjadi pejabat, seperti camat, kapolres, militer, dan lain sebagainya.
-          Melaksanakan program transmigrasi, pengarahan warga trans asal Madura/Jawa bersama pemerintah ke wilayah provinsi Kalimantan Tengah.
-          Penyantunan yatim piatu dan khitanan massal secara berkala.
-          Menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, shodaqoh dan lain-lain, untuk mereka yang berhak dan penderita musibah bercana alam dan lain sebagainya.
-          Pembentukan cabang-cabang dan perwakilan yayasan di daerah-daerah, antara lain :
a.      Kalimantan Tengah
-          Kota Madia Palangkaraya menjadi cabang penuh merangkap koordinator wilayah Kalimantan Tengah.
-          Kota Waringin Timur (Sampit) menjadi cabang penuh.
-          Kerengpange, Kota Waringin Timur menjadi cabang penuh.
-          Muara Teweh Kalimantan Tengah (dalam perintisan).
-          Kampung Baru Katingan II Kalimantan Tengah (dalam perintisan) perwakilan
-          Tumbang Samba Kalimatan Tengah (dalam perintisan) perwakilan.
b.      Jawa Timur
-          Sampang, cabang penuh.
-          Jember cabang penuh.
-          Surabaya cabang penuh.
-          Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kaliglagah Sumberbaru Jember (Perwakilan).
-          Batu Urip Peringgowirawan (Perwakilan Sumberbaru).
-          Probolinggo (persiapan cabang)
3.2  Kegiatan Ekonomi/Sumber Dana (Sosial Ekonomi)  
Pengasuh pesantren atau ketua yayasan Al Miftah disamping bermasyarakat dan mumpuni di bidang managemen umum, juga mempunyai skill di bidang usah ekonomi, semua berkat bimbingan yang diperolehnya selama belajar di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan selama 11 tahun (1959/1960 – 1979/1971), di mana sejak 1961 dibimbing langsung oleh ketua umum pengurus Pondok Pesantren Sidogiri (waktu itu K A. Sa'dullah Nawawi), ditugas menangani ketua merangkap manager koperasi pesantren sampai 1968. sejak 1964 diberi tugas rangkap sebagai ketua II pengurus Pondok Pesantren membidangi pendidikan dan pembinaan rohani. Dan sejak 1968 pula merangkap sebagai guru wali kelas IV MTs./PGA dan sejak 1969 non aktif dari koperasi (hanya sebagai penasehat) mengingat semakin beratnya tugas.
Maka sejak 1973 setelah 2 tahun mengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Panyepen diupayakan peningkatan usaha sumber dana untuk mendanai kegiatan pendidikan yang semakin meningkat melalui perdagangan, bersama-sama para pengusaha, alumni senior dengan mendirikan perseroan komandeter yang dikenal kengan CV. PERSATUAN EFFORT dan bukan koperasi karena citra koperasi pada waktu itu sangat nigatif. Perlu dicatat disini, waktu itu di pesantren ini belum ada MTs/SMP kecuali MI (tidak aktif) dan pengajian/wathon. Sedangkan bangunan terdiri dari cangkruk-cangkruk (kayu dan bambu) yang seringkali mengalami kebakaran.
Sejak kegiatan usaha dagang tersebut, didiriakn 14 lokal di pasar Polowijo, kota kecamatan Palengaan yang berdiri sampai sekarang, dan 100 % dikelola oleh para santri, padahal pada dekade 1973 – 1988 pengusaha non pribuni bercokol tidak kurang dari 22 orang, sekarang sudah tidak ada.
CV. PERSATUAN EFFORT waktu itu aktif bergerak di bidang leveransir, penyalur dari pada pupuk, minyak tanah (sampai sekarang) dan bahan pokok lainnya, di samping penyalur kebutuhan kitab-kitab, Al qur an, pelajaran Madrasah, alat-alat tulis dan lain-lain.
-       Dan sejak 4 April 1993 dengan yayasan Al Miftah mempelopori pendirian Koperasi Pondok       Madura sama-sama menilai sangat berhasil dan karenanya mendapatkan dukunangan dan support termasuk dari tokoh-tokoh asli Melayu.
-       Mengadakan kursus da'wah secara berkala, guna meningkatkan mutu da'wah dan para da'inya.
-       Pada 2003 didirikan majlis ta'lim Al Haromain di Makkah dan Jeddah, dan pada Mei 2008 diadakan Reformasi Pengurus dan diperluas jangkauan ta'limnya sampai di Madinah Al Munawwaroh khusus masyarakat Indonesia yang namanya diganti menjadi Majlis Ta’lim Indonesia atas permintaan para pejabat KONSUL Jenderal RI di Jeddah. Dilantik 40 Pengurus baru dibarengi dengan Seminar bertempat di Gedung Nusantara Konsulat Jenderal RI. dihadiri oleh Dr. Salim Al-Juhri Duta Besar RI. di kerajaan Saudi Arabia, 31 Ulama Jawa, Madura, dan Sumatra yang sedang ziyaroh Umroh, serta 700 warga masyarakat Indonesia sebagaimana data terlampir.
-       Pada bulan mei 2011 diadakan reformasi pengurus lagi, dengan melantik 40 pengurus baru bertempat di Madrasah Indonesia dibawah Maarfi NU Cabang Istimewa Jeddah dan dihadiri oleh KONSUL Jenderal (KONJEN RI) Drs. Zakaria Anshor dan pelantikan tersebut dilantik oleh Pendiri Majlis Ta’lim Indonesia yaitu RKH. Mudatststir Badruddin.
-       Sudah dibagun 2 gedung madarasah di kabupaten Kobar (di desa Candi Bawah dan Pering Kuning desa Kapitan Kumai Pangkalan Bun)
-       Permintaan guru tugas dari kabupaten katingan Kalteng (pedalaman masyarakat dayak). Masih dalam pertimbangan karena kondisi politik masih belum kondusif.
-       Pengiriman 11 ustads ke Batam, dikoordinir dari lembaga (masjid dan TK Mubarokatul Ikhlas) kelurahan Dengkong daratan, kecamatan Dengkong Kota Batam serta menyebarkan khotib Jumat bekerjasama dengan pemerintah kota Batam
-       Sudah diresmikan dan sedang dilaksanakan pembangunan Pondok Pesantren Miftahul Ulum di kecamatan Muara Jawa Balikpapan Kaltim, di bawah pengasuh Ust. Abdus Syukur.
-       Sedang dirintis Pondok Pesantren di kabupaten Kukar Kaltim di bawah pengasuh Ust. Hamzah S.Ag.
-       Sedang dirintis pengembangan pondok pesantren di Sulawesi Barat bekerjasama dengan Dinsosnakertran kab. Pamekasan dan kabupaten Mamuju Sulawesi Barat.

Wabillahi Al taufiq wal hidayah.

Pamekasan, 2010


Disusun Oleh
Staf Ahli Yayasan Al Miftah


                           

Rabu, 28 Maret 2012

POTRET BARU KAUM SARUNGAN


Geliat kaum santri melakukan pengembaraan intelektual sungguh luar biasa. Kaum santri tidak lagi menjadi manusia yang puas hanya dengan sarung dan kitab kuning. Mereka memiliki cita-cita tinggi dan ingin menjelajah keilmuan modern di luar pesantren. Hal ini tidak lepas dari perkembangan zaman yang menuntut setiap manusia bergerak cepat. Sedikit saja lengah atau mengabaiakan kesempatan, maka peluang-peluang emas akan terlewatkan. Sebagaimana petuah Ronggowarsito bahwa di zaman edan, siapa yang tidak edan tidak kebagian. Tapi, seberuntung-beruntungnya orang edan, adalah mereka yang senantiasa eling (sadar) dan waspada. Jangan sampai hanya terjebak pada kenikmatan sesaat yaitu sekedar kenikmatan duniawi.
Nampaknya, kaum santri ingin menjadi orang yang eling tersebut. Ini karena mereka dibekali dengan pengetahuan ad-din (agama) sebagai penyangga kehidupan agar tidak terjebak dalam kubangan hedonisme semata. Dengan bekal tersebut, mereka telah siap menceburkan diri ke dalam hiruk-pikuk kehidupan di era modern agar tidak tertinggal zaman. Disinilah para santri diuji untuk membuktikan kemampuannya bersaing dengan kawan-kawan lain yang notabene non-santri. Pertarungan di kancah keilmuan pun berlangsung hangat dan menantang. Inilah wajah baru pendidikan Islam di era kontemporer.
Lebih lanjut, Asrori S. Karni dalam buku Etos Studi Kaum Santri; Wajah Baru Pendidikan Islam, memotret fenomena santri yang sukses meraih kursi di Universitas ternama. Buku yang akan kita kupas ini, juga mengangat keberhasilan pendidikan Islam, baik Pesantren, Madrasah, maupun Universitas di segenap penjuru tanah air. Keberhasilan ini tentu tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, termasuk pemerintah. Sebelumnya, pendidikan Islam hanya dianggap sebagai pelengkap saja. Bertahun-tahun, pendidikan Islam terutama pesantren, sama sekali tidak mendapat pengakuan sebagai bagian dari pendidikan nasional.
Bertahun-tahun pesantren dan pendidikan Islam lain selalu terpinggirkan. Padahal, telah ratusan tahun pesantren memberi kontribusi positif bagi generasi bangsa. Pesantren adalah pendidikan yang selalu terbuka untuk semua kalangan. Siapa pun asal memiliki kemuan, boleh masuk pesantren tanpa dipandang seberapa besar kemampuan ekonominya. Para Kyai telah mendidik putra-putri bangsa dengan tulus ikhlas tanpa mengharap bayaran. Sungguh sangat ironis jika kenyataan ini diabaikan oleh pemerintah. Apalagi generasi pesantren telah terbukti mampu memimpin Negara seperti Gus Dur, Hamzah Haz, dan lainnya.
Beruntunglah pemerintah saat ini mulai terbuka dengan pesantren dan bisa mengurangi diskriminasinya. Sejak dikeluarkannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Pesantren dan Madrasah diakui menjadi bagian integral dari pendidikan nasional. Pengakuan tersebut dibuktikan dengan adanya regulasi yang setara, program-program, serta asupan dana dari APBN. Berbagai beasiswa banyak diberikan Depag kepada sejumlah pesantren yang memiliki sekolah formal agar para lulusannya bisa melanjutkan ke Perguruan Tinggi
Kisah sukses para santri di Perguruan Tinggi ternama saat ini bukan lagi omong kosong. Sebagaimana disebutkan dalam buku ini, ada santri lulusan Pondok Pesantren Khusnul Khatimah, Jalaksana, Kuningan Jawa Barat, bisa masuk ke ITB Bandung. Ia adalah Muhammad Reza Akbar, putra dari pedagang plastik di Pasar Tradisional Cidadas, Bandung. Jika melihat ekonomi keluarga, Reza tidak mungkin berharap kuliah. Beruntung ia bisa mengikuti tes seleksi beasiswa Depag dan bisa masuk ke ITB Bandung. Selain Reza, ada juga Ahmad Adhim, santri asal Pesantren Matholiul Anwar, Lamongan. Ia bersama kawan-kawan santri lainnya berhasil masuk ITS Surabaya dari beasiswa Depag (hal 166).
Terkait prestasi para santri di Perguruan Tinggi, rupanya mereka tidak kalah saing dengan mahasiswa yang berasal dari SMU. Bahkan diantara mereka ada yang mampu meraih skor penuh : 4. Hal ini sebagaimana diraih oleh Yahman Faojio, santri lulusan MA di Pesantren Raudlotul Ulum, Pati, Jawa Tengah. Ia berhasil masuk IPB dan menggondol IP 4. Tentu saja ini menjadi kejutan bukan hanya bagi pesantren Raudlotul Ulum, tapi juga bagi IPB sendiri. Ini juga membuktikan bahwa generasi santri mampu bersaing dengan generasi lain yang notabene dari pendidikan umum. Meskipun diantara mereka juga ada yang kesulitan untuk beradaptasi sehingga mendapat IP kurang memuaskan. Tetapi semua itu adalah proses sehingga membutuhkan keuletan dan ketekunan.
Selain kisah sukses para santri, banyak juga pesantren yang mampu mengembangkan pendidikannya sehingga mendapat status Mu'adalah (persamaan). Misalnya, Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pesantren Mbah Hamid Pasuruan, Pesantren Pabelan Magelang, dan Pesantren Darussalam Garut. Adanya status Mu'adalah ini, sangat memudahkan para lulusan pesantren melanjutkan ke pendidikan formal atau mendaftar jadi PNS. Kendala ijazah sebagaimana lazim terjadi dahulu, kini bukan lagi menjadi faktor penghambat. Ini karena ijazah Mu'adalah sudah setingkat pendidikan formal lainnya. Tentu saja, proses menuju Mu'adalah tidak serta merta (taken for granted) terjadi, tetapi melalui proses seleksi yang ketat. Pemerintah harus menilai beberapa hal, seperti komponen penyelenggara pendidikan, status pesantren, serta penyelenggara pesantren (hal 199).
Dengan suksesnya pesantren meningatkan kualitas pendidikannya berkat perhatian pemerintah, ke depan negri ini akan dipenuhi generasi yang cakap dalam intelektual dan luhur dalam moral. Mereka adalah generasi yang siap memajukan bangsanya dengan segenap jiwa raga. Bukan generasi bermental uang maupun kekayaan yang justru akan merusak bangsa ini. Kasus-kasus akut seperti korupsi yang justru banyak dilakukan oleh 'orang-orang pintar', pada akhirnya akan sirna karena ke depan orang-orang pintar tersebut lahir dari rahim pesantren yang berdedikasi tinggi dalam menjaga moralnya.